Distributor pakaian memadati Pasar Batik Cinderamata (Foto: Agustinus Arya Wicaksana)
Reporter : Radhivi’an Ardhin R.J, Winda Aprilia Editor : Eka Ririn M, Salma Arezha
Jum'at, 17 Februari 2023 | 10.55 WIB
Solo-Bukan hanya Pasar Klewer yang bisa dijadikan rujukan berburu pakaian murah di Solo, melainkan juga Pasar Batik Cinderamata. Pasar yang tepatnya di sebelah barat Alun-Alun Utara ini dibangun tahun 2003 dan mulai ditempati tahun 2004.
Tidak sedikit pedagang dari luar Solo ikut meramaikan Pasar Batik Cinderamata. Pedagang dari luar kota kebanyakan berasal dari Jepara, Kudus, dan Pekalongan.
"Oh iya pedagang banyak yang dari luar Solo. Jepara, Kudus, Pekalongan, tapi sekarang sudah banyak juga yang dari karesidenan Solo, seperti Sukoharjo, Sragen. Nah, yang sekarang lagi rame itu Sragen, soalnya musim daster kan Mbak. Kalau celana kolor itu nanti banyak penjual dari Jepara," kata lurah pasar, Suwarji, pada Jumat (17/2/2023).
Suwarji pun mengungkapkan jika covid-19 tidak terlalu memberi dampak bagi Pasar Batik Cinderamata, kecuali berkurangnya jumlah pengunjung.
“Kalau pandemi itu saya kira sama saja Mbak, memengaruhi pasti, tapi nggak sampai bikin sepi. Paling hanya pengunjung yang datang lebih sedikit. Kalau pedagangnya tetap banyak Mbak, sistemnya kios di sini itu hak milik mereka,” ungkapnya.
Menurut lurah pasar, puluhan pedagang dari luar kota kebanyakan merupakan produsen asli dan mendistribusikan barang dagangannya ke Solo. Mereka menjual barang secara grosir pada reseller tertentu.
"Pedagang di sini kebanyakan jual grosir ke reseller yang udah pasti beli barang, jadi mau pandemi atau enggak ya sama saja. Soalnya pembeli masih tetap pesan dan nanti tinggal antar,” papar dia.
Pendistribusian barang dengan sistem paket dan antar menjadi bagian dari jual-beli di pasar ini.
"Setiap Senin dan Kamis pedagang dari luar Solo distribusi pakai mobil-mobil ke sini. Jadi jualannya pake mobil, tapi kebanyakan dari mereka tetap punya kios yang dibuka di sini,” kata lurah pasar Suwarji.
Suwarji menambahkan saat pandemi mereka tetap kirim barang meski kios tutup.
“Kan pembelinya juga sudah pasti, tinggal kirim berapa kodi gitu. Itu kalau jualan online di Lazada, Shopee kan dari sini. Seluruh tas di toko-toko itu juga ambilnya dari Moyo Tas (nama salah satu kios di sana)," ungkap Suwarji.
Menurut Giyarto, salah satu pemilik kios, selama masa pandemi pun dia tetap mengirim barang dagangannya, seperti daster, babydoll, dan kaus. Dia juga mengungkapkan jika barang yang dijualnya rata-rata seminggu ludes di angka 10 kodi, baik di masa pandemi maupun tidak.
Komentar
Posting Komentar